Diklat ini resmi dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag Sinjai, Bapak H. Faried Wajedi, S.Sos. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya pesantren untuk terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan zaman. “Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua, namun tidak boleh ketinggalan zaman. Bahkan, pesantren harus mampu mengikuti perkembangan teknologi dan sosial tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam,” ujarnya.
Selain itu, beliau juga menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi pesantren saat ini, di antaranya:
- Peningkatan Kompetensi Pengasuh Pesantren – Para pengasuh pesantren perlu memiliki keterampilan dalam membimbing santri agar mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak dan terhindar dari dampak negatif penggunaan gadget.
- Pesantren Ramah Anak – Lingkungan pesantren harus bebas dari perundungan atau bullying, sehingga santri merasa aman dan nyaman dalam menuntut ilmu.
- Menepis Isu Negatif tentang Pesantren – Pesantren sering kali dikaitkan dengan isu radikalisme. Oleh karena itu, perlu ada upaya konkret untuk menunjukkan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai moderasi dan kedamaian.
Diklat ini diikuti oleh 30 peserta dari 20 pesantren di Kabupaten Sinjai, termasuk pimpinan Pesantren Saintech Al-Madani. Para peserta akan mendapatkan pelatihan mengenai strategi manajemen pesantren yang efektif, kepemimpinan berbasis nilai-nilai Islam, serta metode pengelolaan pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para pimpinan pesantren dapat menerapkan ilmu yang didapat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan lingkungan di pesantren masing-masing, termasuk di Pesantren Saintech Al-Madani Sinjai.
