Sinjai – Ruang coding Pesantren Sains dan Teknologi Al-Madani hari ini (14/05/2025) berubah menjadi arena eksplorasi ide. Deretan layar laptop menyala, jari-jari santri lincah menyusun blok kode, sementara ekspresi serius dan antusias menghiasi wajah mereka. Suasana ini menjadi bagian dari pelaksanaan proyek bertema “Light and Shadow”, sebuah program pembelajaran yang menggabungkan konsep sains dan teknologi secara aplikatif dan kreatif.

Proyek ini dirancang untuk membantu santri memahami prinsip ilmiah terbentuknya bayangan, sebuah fenomena yang terjadi saat cahaya terhalang oleh benda. Namun, alih-alih sekadar mempelajari teori dari buku, para santri diajak untuk mewujudkan pemahamannya dalam bentuk visual melalui pemrograman berbasis layer. Dengan menyusun background dan sprite secara strategis, mereka mampu menciptakan efek bayangan yang terlihat nyata dan dinamis di layar.

Menurut guru pembimbing coding, Miss Shely, pendekatan berbasis proyek seperti ini memungkinkan santri untuk lebih cepat menangkap konsep. Ia menjelaskan bahwa dengan menggabungkan antara pengetahuan sains dan keterampilan teknis, santri tidak hanya belajar memahami, tetapi juga menciptakan.

Menariknya, setiap santri berhasil menyelesaikan proyek dengan hasil yang memuaskan. Blok-blok kode yang disusun dengan teliti menghasilkan animasi sederhana yang mencerminkan pemahaman mereka tentang cahaya dan bayangan. Beberapa santri bahkan menunjukkan inisiatif lebih jauh dengan menambahkan sentuhan personal dalam proyeknya, mulai dari suasana sore hari dengan matahari jingga, bayangan bangunan bergerak, hingga efek cahaya lampu di malam hari.

Salah satu santri kelas 7 mengungkapkan bahwa setelah mengikuti proses pembelajaran secara bertahap, ia mulai menikmati tantangan-tantangannya. Ia merasa senang karena bisa menuangkan imajinasinya menjadi sesuatu yang bisa dilihat dan dijalankan di layar komputer. Ia juga menyebut bahwa pengalaman ini membuatnya ingin terus belajar dan suatu hari nanti membuat aplikasi sendiri.

Keberhasilan santri dalam proyek ini menunjukkan bahwa teknologi bukanlah sesuatu yang jauh dari dunia pesantren. Justru sebaliknya, ketika diberikan pendekatan yang tepat, santri mampu menguasai keterampilan digital tanpa kehilangan karakter dan nilai-nilai pesantrennya.

Program seperti “Light and Shadow” membuktikan bahwa pembelajaran abad 21 bisa berjalan seiring dengan penguatan spiritualitas. Pesantren bukan hanya tempat menghafal dan memahami kitab, tetapi juga menjadi ruang tumbuhnya generasi yang tangguh, kreatif, dan siap menjawab tantangan zaman dengan cahaya ilmu dan teknologi.

Bagikan :